-->

Kuliah Umum "Radikalisme dan Kampus," Langkah FISIP UPR Cegah Mahasiswa Keliru Ideologi


Penyerahan Cinderamata kepada pemateri oleh Dekan FISIP UPR (08/07/2019). Foto oleh : Yumero

Oleh : Muhammad Rama

PALANGKA RAYA – PENAFISIPUPR.com, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Palangka Raya (FISIP UPR), menyelenggarakan kuliah umum, yang bertemakan ‘Paham Radikalisme dan Kampus’. Bertempat di Aula Fakultas Pertanian UPR, Senin (08/07/2019) Pukul 08.00 WIB sampai selesai.

Kuliah umum ini menjadi sangat menarik perhatian para kalangan mahasiswa dengan pemateri yang luar biasa dalam kompetensinya Prof H Sumanto Al Qurtuby, M.Si, M.A, Ph.D (Dosen Antropologi Budaya di Kings Fahd, University Of Patreleum and Minerals, Arab Saudi dan Eva Dipanti Tumba (Direktur Lembaga Pendidikan Konseling Cerdas Cemerlang Sangatta). Acara tersebut diselenggarakan sepenuhnya oleh Civitas Akademika Fisip Upr.

Ketua Panitia Penyelenggara, Evi Nurleni M.Si memberikan sambutan singkatnya bahwa kuliah umum ini digagas sebagai bentuk tanggung jawab moral akademik dalam menyikapi fenomena-fenomena tentang kampus, yang diduga telah terpapar paham radikalisme.

“Harapan kami sebagai tenaga pendidik dan melalui kegiatan ini juga, menjadi salah satu upaya kita memahami lebih mendalam apa saja yang menjadi faktor-faktor penyebab terkait dengan radikalisme dan bagaimana langkah-langkah mengantisipasinya,” tutur Evi Nurleni MSi.

Dalam sambutan lainnya yaitu Dekan Fisip UPR  berharap kepada mahasiswa jangan langsung menelan mentah mentah informasi yang diterima. Tapi harus benar-benar menyaring terlebih dahulu sebelum menyerap sebuah informasi.

"Kami berharap melalui kegiatan ini juga menjadi salah satu upaya memahami lebih mendalam apa yang menjadi faktor terkait radikalisme." Tegasnya.

Akhir dari sambutan Dekan Fisip UPR kemudian dilanjutkan dengan dibukanya secara resmi kuliah umum paham radikalisme di kampus.

Peserta ditengah-tengah kuliah umum sedang berlangsung (08/07/2019). Foto oleh : Yumero

Pembicara pertama menyampaikan materinya yaitu Dosen King Fahd University of Petroleum and Minerals Arab Saudi, Prof Sumanto Al Qurtuby MSi MA PhD,  memaparkan tentang permasalahan radikalisme melalui keilmuannya berdasarkan pendekatan antropologi sosial.

Ia juga mengharapkan kepada semua mahasiswa, yang memiliki peran sebagai generasi muda serta merupakan agen-agen perubahan bangsa ini. Agar tidak mudah terprovokasi, oleh berbagai paham yang bertentangan dengan Kebhinekaan.

"Ini tidak terlepas dari yang namanya ketidakpahaman akan konsep muslim, islam, islamisme, islam sebagai produk politik, dan produk budaya. Hal hal seperti ini yang membuat orang lain menilai tanpa ada dasar yang selalu dikaitkan dengan islam karna bajunya, penampilan nya dan lain sebagainya. Terutama, yang bergabung ke dalam ormas radikal, itu yang pasti saya tahu. Begitu pula, di fakultas ini, saya pun sudah mengetahui nama dosen yang diduga menjadi salah satu pimpinan ormas radikal tersebut" tandas Prof Sumanto.

Dirinya berharap mahasiswa berpikiran cerdas, dan kritis. jangan langsung ‘menelan’ informasi yang diterima, tapi harus benar-benar menyaring informasi tersebut terlebih dulu, sebelum menyerap sebuah informasi.

Ia mencontohkan, seperti informasi yang selama ini berkembang, yakni berkenaan konflik perang di negara Palestina dan Israel. Saat ini, ada beberapa isu bahwa konflik itu disebabkan perang agama. Dan, informasi itu masuk ke umat-umat muslim, dan itu ‘mendidih’, sehingga informasi tersebut langsung diterima, tanpa disaring terlebih dulu, maka akhirnya menjadi pemahaman yang salah.

"Yang benar, konflik perang yang terjadi itu bukan oleh faktor agama, melainkan lebih pada perebutan satu wilayah. Dan, hal itu sudah ada tercatat di dalam kitab suci. Seperti apa yang disampaikan pemateri kuliah umum tadi, sangat betul sekali." Lanjut Prof Sumanto Al Qurtuby.

Salah seorang mahasiswa FISIP UPR jurusan Sosiologi, Gigih Alpha Rabi berkesempatan mengajukan pertanyaaan kepada Prof H Sumanto Al-Qurtuby bagaimana cara membedakan fakta dan fitnah.

"Jika kita banyak membaca dan melihat dari berbagai sumber, Maka mudah membedakan yang mana yg real dan yang mana merupakan alat politik serta propaganda. Banyak membaca dan banyak informasi, agar bisa membedakan fakta atau propaganda supaya terhindar dari hoax." Terangnya kepada peserta yang hadir pada saat itu.

Dalam akhir materinya beliau berpesan, khususnya untuk mahasiswa agar dapat lebih cerdas lagi dengan lebih banyak membaca, mencari referensi, serta literatur untuk menambah wawasan kita.

Pada hakekatnya mahasiswa dapat menjadi agen-agen perubahan sosial yang dapat memahami sebuah paham-paham kemajemukan dan kebhinekaan di tengah-tengah masyarakat, khususnya di wilayah Kalteng agar tidak terpapar dari bahaya radikalisme dilingkungan masyarakat.

Pemateri Selanjutnya yaitu Eva Dipanti Tumba (Direktur Lembaga Pendidikan Konseling Cerdas Cemerlang Sangatta. Pada materin yang disampaikan ia memaparkan tentang bagaimana golongan darah dan DNA seseorang dapat mempengaruhi pola pikir serta tindakan.

"Anak anak yang dari kecil sudah dikekang, menyebabkan dia penasaran sehingga dewasa nanti pada saat dia mendapatkan informasi dengan rasa penasaran ini dia akan terus menggali dan menggali nya ternyata informasi yang dia dapat ternyata negatif, karna rasa penasaran ini lah apapun akan dilakukan supaya rasa penasaran yang luar biasa bisa tersalurkan ini semua tidak terlepas dari yg namanya trauma masa lalu." singkatnya.

Selanjutnya, di akhir materinya Bu Eva menayangkan video tentang bagaimana anak-anak golongan darah A B O AB,  bermain dan belajar dengan diuji coba dalam sebuah game untuk melihat bagaimana pola pikir serta tindakan dari anak-anak yang bergolongan darah yang berbeda-berbeda itu.

0 Response to "Kuliah Umum "Radikalisme dan Kampus," Langkah FISIP UPR Cegah Mahasiswa Keliru Ideologi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel