-->

Melihat Masalah Pengakuan yang Dihadapi Agama Kaharingan Lewat Mata Kuliah

Penyuluhan sedang berlangsung, Senin 06/05/2019 | Yohanser Karmel

Oleh : Muhammad Ikhsan Hariadi

PALANGKA RAYA, PENAFISIPUPR.com - Kristiana Bangkan, salah seorang penyuluh agama Kaharingan tingkat nasional berkesempatan hadir ditengah-tengah mahasiswa yang mengambil mata kuliah Lembaga Adat dan Pembangunan Lokal. Penyuluhan dilakukan di ruang B2 FISIP Universitas Palangka Raya  (Senin,06/05/2019) pukul 12.20 sampai selesai. Hadirnya sosok tersebut bertujuan untuk memberitahu terkait beberapa masalah yang dihadapi agama Kaharingan.

Sebagai pelengkap, yang menerima penyuluhan pada hari itu adalah mahasiswa/i Ilmu Pemerintahan semester 6. Sedangkan dosen pengampu mata kuliah dan berhasil mendatangkan penyuluh yaitu Paulus Alfons Yance Dhanarto, S.IP., M.ID.

Berkaitan dengan masalah seperti yang telah disinggung diatas Kristiana memberitahu beberapa diantaranya  tidak ada pengakuan resmi dari Negara untuk agama Kaharingan sehingga tidak ada di kolom KTP. Kemudian dalam keterangannya agama Kaharingan juga mengharap kesetaraan dengan agama besar yang ada di Indonesia.

Hal penting lainnya yang masih diperjuangkan oleh agama Kaharingan yaitu “mata pelajaran agama Kaharingan agar generasi penerus bisa lebih tahu dengan agama leluhur”, terangnya.

Menariknya Penyuluh agama Kaharingan tingkat nasional tersebut juga menegaskan bahwa tidak adanya agama Hindu Kaharingan, kedua agama tersebut mutlak terpisah dan tidak bisa dicampur adukkan. Ini tentunya membuka wawasan bagi kita yang sudah terlanjur menganggap bahwa memang ada agama Hindu Kaharingan.

Pernyataan Kristiana tersebut sejalan dengan penegasan Dirjen Bimas Hindu, Prof. Dr. IBG Yudha Triguna MS seperti dilansir dari ANTARA News (Kamis, 15 Oktober 2009) bahwa di wilayah Indonesia tak di kenal adanya agama Hindu Bali, Hindu Jawa atau Hindu Kaharingan karena yang ada hanya satu agama Hindu. (Penyataan lebih lengkapnya dapat dibaca pada tautan berikut).

Di akhir penyuluhannya Kristiana memotivasi semua penganut agama Kaharingan (terutama pemuda) agar jangan takut, jangan malu mengakui, jangan sampai merasa tidak punya tempat, karena orang Kanada saja ada yang mengakui agama Kaharingan.

Selain itu perjuangan untuk mendapat pengakuan Negara, kesetaraan dengan agama besar lainnya, serta pendidikan agama Kaharingan akan terus berlanjut meski belum ada keputusan terkait tuntutan hak yang telah diajukan.



0 Response to "Melihat Masalah Pengakuan yang Dihadapi Agama Kaharingan Lewat Mata Kuliah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel