-->

KBM UPR Turun Ke Jalan, Presma UPR : "Kalteng Tidak Sedang Baik-Baik Saja"


(Salah satu spanduk yang dibawa mahasiswa saat aksi 17/09/2019. Foto oleh : Muhammad Ikhsan Hariadi)

Oleh : Muhammad Rama 

PALANGKA RAYA, PENAFISIPUPR.com - Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Palangka Raya (KBM UPR) Turun Ke Jalan sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang terkena dampak kabut asap serta menuntut kepada Pemerintah untuk penanganan lebih lanjut baik dari aspek kesehatan hingga menindak tegas pelaku pembakaran terkait Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), aksi ini diberi nama G17S (Gerakan 17 September). Selasa (17/09/2019) di Halaman Kantor Gubernur Kalimantan Tengah.

Sebelumnya KBM Universitas Palangka Raya berkumpul di Sekretariat BEM UPR, setelah itu baru bersama-sama berjalan kaki menuju Halaman Kantor Gubernur Kalimantan Tengah. Tentunya aksi ini diketuai langsung oleh Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Palangka Raya (Karuna Mardiansyah) dan juga didampingi oleh Koordinator Lapangan yaitu setiap Gubernur Fakultas dan Ketua Senat Mahasiswa di lingkungan Universitas Palangka Raya. Aksi ini juga bekerjasama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Kristen Palangka.

Aksi digelar sebagai protes terhadap kurang maksimalmya kinerja Pemerintah Daerah terkait Karhutla sehingga yang namanya kabut asap terulang kembali semenjak sebelumnya di tahun 1997, 2015, dan terjadi lagi di tahun 2019. Akhir-akhir ini kabut asap menyelimuti dan menggumpal pekat dilangit-langit dan berwarna coklat di wilayah Bumi Tambun Bungai Kalteng sekitar satu minggu belakangan ini. Banyak bayi, remaja, dewasa, lansia bahkan hewan pun menjadi korban dalam bencana ini.

"Pemerintah, Pejabat enak mereka pergi dari KALTENG ini, tapi bagaimana masyarakat yang melarat, kami terkurung disini, mati dalam penderitaan." Ujar Wawan Nopardo A.S , Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Palangka Raya.

(Sesi orasi oleh salah seorang mahasiswa, dengan latar spanduk bertuliskan "Mahasiswa Menolak Tunduk Bangkit Melawan". Foto oleh : Muhammad Ikhsan Hariadi)

Karhutla setiap tahun selalu terjadi di Indonesia khususnya di Bumi Tambun Bungai Kalteng, Karhutla menjadi ancaman menakutkan bagi masyarakat Kalimantan Tengah, setiap aktivitas selalu terpapar oleh asap yang ditimbulkan akibat Karhutla, ini yang menjadi ke prihatinan Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Palangka Raya Turun Ke Jalan sebagai aksi (G17S) menuntut pemerintah cepat tanggap, karna hari ini pemerintah daerah belum mampu menangani kasus Karhutla ini terbukti dengan bencana asap yang masih melanda. Pemerintah pusat juga harus turun tangan  dalam menangani kasus ini, bencana asap menjadi salah satu prioritas nasional, mengingat bencana ini salah satu yang terbesar di Indonesia.

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah mencatat kurang lebih 9000 orang terpapar ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) karna menghirup udara kotor dan Kalteng juga termasuk dalam daerah yang kualitas udara nya buruk mencapai kategori Berbahaya.

Banyak Rumah Sakit Daerah, Rumah Singgah, Dinas Sosial Provinsi Kalteng, dan Rumah sakit jiwa yang dimana ruangannya menyediakan oksigen untuk masyarakat yang bagian pernapasan nya terganggu akibat menghirup udara kotor. Dan tidak lupa pendistribusian masker selalu di realisasikan oleh organisasi internal kampus, eksternal kampus, organisasi pemuda dan lainnya, sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat agar selalu menggunakan masker dalam setiap aktivitas dengan kondisi udara yang buruk.

Disamping itu muncul pemberitaan tentang Presiden Jokowi yang  sedang mengunjungi Riau karena peduli terhadap kabut asap, tentu menuai protes dari KBM Universitas Palangka Raya. Dengan spanduk yang bertuliskan "Jokowi Ture Kalteng" sebagai bentuk bahwa para mahasiswa meminta Presiden Jokowi tidak hanya ke Riau tapi juga ke Kalteng untuk merasakan apa yang dirasakan saat ini.

(Spanduk bertuliskan "Jokowi Ture Kalteng" yang menempel di depan pick up. Foto oleh : Yumero)

"Mengapa hanya Riau yang diperhatikan, Kalteng mengapa tidak, mungkinkah Kalteng bukan sebagai calon Ibu kota jadi tidak diperhatikan lagi, Kalteng juga bagian dari Indonesia" ujar salah seorang mahasiswa saat ber- orasi.

KBM Universitas Palangka Raya berharap tuntutan mereka bisa sampai ke tangan Presiden langsung untuk mendatangi Kalimantan Tengah dan meninjau langsung masyarakat yang terpapar asap hasil dari Karhutla ini.

Akhir aksi ini ditutup dengan pembacaan serta penandatanganan Press Release atau pernyataan sikap dari KBM Universitas Palangka Raya mengenai tuntutan terkait Karhutla oleh Presma, Gubernur Fakultas, Ketua Senat Mahasiswa yang kemudian ditandatangani oleh pihak yang mewakili dari Gubernur Kalimantan Tengah sebagai goal dari aksi G17S.


Editor : Muhammad Ikhsan Hariadi

Lihat video laporan di akun Instagram PENA FISIP UPR, Dibawakan oleh Hosea : Laporan Hosea

0 Response to "KBM UPR Turun Ke Jalan, Presma UPR : "Kalteng Tidak Sedang Baik-Baik Saja""

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel